A Guide to Recognizing Your Saints (2006)

 

Sutradara: Dito Montiel
Durasi: 100 menit
IMDB rating: 6.9

Saya tahu keeksisan film ini saat saya berencana untuk Robert Downey, Jr. marathon setahun lalu. Well... saya nggak tahu kalau another favorite actor of mine, Shia LaBeouf, main juga di film ini--jadi versi muda dari RDJ pula! Ah, pingsan deh! Oh, wait... masih ada kejutan lain. Ada Channing Tatum juga! Gila, gila, gila. Sampai speechless kan jadinya. Belum nonton filmnya aja udah deg-degan duluan.

Sekarang saya baru aja selesai nonton film ini untuk kedua kalinya, dalam rangka Robert Downey, Jr. marathon juga pastinya. Tapi kali ini, film-film RDJ yang saya tonton lebih banyak dibanding tahun lalu. Kita sebut saja ini RDJ movie marathon part 2. Tunggu pembahasannya di blog utama saya ya! :D (kalau ada yang mau baca sih...)

Okay, back to AGTRYS (panjang amat yak, kita singkat jadi Guide aja).
Film ini diadaptasi dari memoir berjudul sama karangan penulis, sutradara, dan musisi Dito Montiel tentang masa mudanya di Astoria, New York, pada tahun 1980-an. Untuk film ini, Montiel sendiri yang menulis dan menyutradarainya, dibintangi oleh deretan aktor papan atas seperti tiga orang ganteng yang sudah saya sebutkan di atas, Rosario Dawson, Chazz Palminteri, Dianne Wiest, dan lainnya.

Dito Montiel (Downey, Jr.) adalah seorang penulis sukses di Los Angeles, California. Ibunya, Flori (Wiest) mengabarkan bahwa ayahnya, Monty (Palminteri) tiba-tiba jatuh sakit dan ingin sekali Dito agar kembali ke kota masa kecilnya, Astoria, New York. Dari sini, para penonton disuguhi adegan flashback masa muda Dito, yang berganti-ganti dengan adegan di masa sekarang.

Hidup Dito muda (LaBeouf) penuh lika-liku. Ayahnya tidak peduli dengan perasaannya. Ia juga sering mengalami masalah dengan kekasihnya, Laurie (Melonie Diaz, older: Dawson). Belum lagi permasalahan yang melibatkan sebuah gang orang-orang Puerto Rico. Tetapi, sahabatnya Antonio (Tatum) selalu membelanya dan melindunginya. Karena sudah tidak tahan dengan lingkungannya yang ia anggap 'mimpi buruk' Dito berencana untuk meninggalkan Astoria dan pergi ke California, meninggalkan orang-orang yang berperan penting dalam kehidupannya itu. Keputusan masa mudanya itu yang membuat Dito ragu untuk kembali ke Astoria.


Mungkin bagi sebagian orang, film tentang memoir masa muda itu membosankan dan itu-itu aja. Saya juga berpendapat demikian, tetapi Guide menurut saya berbeda. Di sini diceritakan tentang masa muda Dito Montiel yang keras, permasalahan remaja, persahabatan, dan satu yang paling saya suka, hubungan antara Dito dan ayahnya Monty yang rumit.

Coba bayangkan jika ayah kalian lebih peduli kepada sahabat kalian dibanding kalian--anaknya--sendiri? Itu yang secara tidak langsung ditampilkan di film ini. Antonio adalah anak yang mempunyai kepercayaan diri tinggi, lincah, dan protektif terhadap Dito, tetapi ia mempunyai ayah yang abusive. Karena itu ia dan adiknya Giuseppe (Adam Scarimbolo) selalu menghabiskan waktu di rumah Dito. Monty selalu mengelu-elukan Antonio, apa-apa Antonio, bahkan saat berbicara dengan Dito pun, ia selalu bilang "Listen to Antonio!" atau "Antonio is gonna make everything right.". Antonio sendiri yang selama ini kehilangan figur seorang ayah langsung dekat dan menganggap Monty sebagai ayahnya sendiri. Bisa terbayang bagaimana perasaan Dito?

Pokoknya saya terharu dengan hubungan Dito dan Monty. Anak dan ayah--saling menyayangi, tetapi rasa sayang mereka itu terlihat susah sekali untuk diutarakan. Simak dialog/adegan favorit saya di Guide, saat Dito tua kembali ke rumah lamanya dan bertemu dengan ayahnya yang sakit.

Dito: You're going to hospital. Where's Ma? Ma! Where is she?
Monty: Why don't you get out? Get out of the house.
Dito: Did you love me? Ever?
Monty: I said, go. Go.
Dito: Dad, did you love me or not? Daddy, I gotta know. Lie to me and tell me you did. Let me feel like the piece of sh*t I am. Did you love me or not?! Answer me!
Monty: A father always--
Dito: Not a father--YOU!!!

:')
Ekspresi wajah RDJ pas adegan ini... Ah, he's such a great actor! Two times Oscar nominee, baby!

"Did you love me? Ever?"

Selain ide cerita dan akting, pembuatannya yang sebagian besar memakai shaky camera, membuat film ini semakin terasa nyata. Tenang saja, shaky cam-nya nggak bikin pusing kok. Sebagai sutradara pemula, dengan film ini sebagai debutnya, Dito Montiel sudah cukup baik mengarahkannya. Meski ada beberapa bagian yang tidak sinkron dengan waktu kejadian (goofs) tapi itu bisa tertutupi kalau ada yang tidak sadar. Ada adegan di mana beberapa tokohnya berbicara pada penonton, menurut saya itu juga cukup bagus. Kekurangannya? Tentu saja ada. Tapi mungkin karena saya terlalu fokus pada jalan ceritanya, saya jadi sulit menemukan kekurangannya. Tidak ada film yang sempurna... cuma penontonnya (saya) aja yang nggak peduli hehe.

Bagi kalian penggemar RDJ dan LaBeouf (and of course, Tatum!), boleh banget nonton film ini walaupun mereka nggak share satu scene. Kapan lagi coba lihat LaBeouf sobatan sama Tatum dan tuanya jadi RDJ? Hahaha, enjoy it, anyway!

"In the end, just like I said, I left everything and everyone. But no one, no one has ever left me."
- Dito Montiel

Trailer:



Komentar

Postingan Populer