Man of Steel (2013)


 

Sutradara: Zack Snyder
Durasi: 143 menit
IMDB rating: (currently at) 8.4

Berasa keren sudah nonton film ini, habisnya hype-nya heboh banget. Tapi di Malang belum kelihatan karena masing-masing bioskop masih menayangkan film ini di satu teater, walaupun full-packed banget itu teater, nyampe bawah blas habis bangkunya. Bayangkan, saya sampai di bioskop jam 13.00, mau beli tiket buat jam 15.30, tapi udah hampir full! Untung bisa nyempil-nyempil di baris D haha.

Oke, tadi sekilas info nggak penting dari saya. Sekarang lanjut ke filmnya yuuukkk.

Sebelum bahas plotnya, sudah tahulah ya ini film tentang apa. Ya, Suparman! Eh, maksud saya Superman. Itu loh, superhero terkenal yang kostumnya merah-biru dengan lambang S di dada, jubah merah, bisa terbang--dan yang paling khas, celana dalam di luar. Dulu waktu saya kecil, teman-teman suka heboh ngomongin Superman, kenapa dia pakai celana dalam di luar, sampai ada tebak-tebakan konyolnya. Tapi, tenang saja. Di Man of Steel, Superman-nya nggak pakai celana dalam di luar kok. Dia lebih sopan sekarang :"]

Man of Steel ada sangkut pautnya nggak sih sama Superman Returns-nya Bryan Singer? Oh, jelas ada. Mereka adalah film yang mengangkat kisah Superman. Udah. Itu doang sih sih kesamaan yang signifikan hahaha. Begini deh, kita anggap saja Superman Returns itu film Hulk-nya Ang Lee yang dibintangi Eric Bana, sedangkan Man of Steel itu The Incredible Hulk-nya Louis Leterrier yang dibintangi Edward Norton. Sama-sama tentang Hulk, tapi beda cast, beda plot, beda suasana, dan yang jelas, lebih bagus yang paling baru (menurut saya~).

Saya sih memang nggak ngikutin film Superman dari awal-awal, tapi saya sempet nonton Smallville, serial TV tentang masa muda Superman (diperankan Tom Welling), walaupun nggak ngikutin bener-bener juga. Saya juga nggak tahu kronologi cerita Superman seperti apa. Eh tapi habis nonton Man of Steel, saya jadi berencana buat nonton Smallville dari awal hehe. Saya di sini bercerita sebagai penikmat film superhero, bukan sebagai fans Superman, jadi mungkin punya pandangan tersendiri terhadap Man of Steel. Saya juga nggak peduli sama review orang-orang, apalagi review-nya kritikus. Bah!


Man of Steel, seperti film Superman kebanyakan, bercerita tentang Superman. Eh tunggu dulu, nama 'Superman' di film ini nggak pernah disebut sampai mendekati bagian akhir film. Lho kenapa, kok gitu? Ini kan film Superman? Ya, mungkin ini salah satu alasan kenapa judul film ini nggak menyantumkan kata SUPERMAN secara langsung, karena film ini masih bagian awal sekali, kawan! Masih tunas, kalau dalam perkembangan sebuah pohon. Masih bayi, kalau dalam pertumbuhan manusia. Dan sedihnya, saya menyadari hal ini waktu filmnya sudah mau selesai. Mungkin bukan hanya saya ya, tapi orang-orang yang setidaknya sudah tahu cerita utama Superman seperti apa, juga pasti bereaksi "oohhhhh!" atau "aaaahhhh pantas aja!". Barangkali si Zack Snyder emang sengaja bikin begitu--untuk apa lagi selain sekuel?

Di planet Krypton, Jor-El dan Lara (Russell Crowe dan Ayelet Zurer) baru saja dikaruniai seorang putra yang diberi nama Kal-El. Karena Krypton sedang berada di ambang kehancuran, mereka pun mengirim Kal-El ke Bumi menggunakan sebuah genetic codex. Ia lalu ditemukan oleh sepasang suami-istri, Jonathan dan Martha Kent (Kevin Costner dan Diane Lane), yang memberinya nama Clark dan membesarkannya seperti anak sendiri.

Setelah tumbuh dewasa, Clark (Henry Cavill) hidup nomaden, berganti-ganti pekerjaan dan memakai nama samaran untuk menutupi identitas sebenarnya, yang ia ketahui dari kedua orang tuanya. Tapi, penemuan tak terduganya terhadap sebuah kapal Krypton di tempatnya bekerja membuatnya berurusan dengan Lois Lane (Amy Adams), seorang jurnalis, dan General Zod (Michael Shannon), kepala militer Krypton yang membelot, yang datang ke Bumi untuk mencari Kal-El, tapi keberadaannya ternyata juga mengancam umat manusia di Bumi.

Nah tuh, saya kasih garis besar plotnya supaya ada gambaran pas nonton filmnya. No spoiler kok, jadi nggak usah khawatir. Sebenarnya, untuk Man of Steel ini, saya hanya nonton teaser trailer pertamanya saja. Tuh, udah teaser, yang pertama pula. Sengaja sih, biar bisa 'kaget' nontonnya. Saya tipe orang yang ingin cari tahu sendiri, karena kadang-kadang trailer itu suka keceplosan ngasih tahu plot penting sebuah film.


Kesan pertama setelah nonton film ini: KEREN. Saya memang suka banget sama film-film superhero, dengan efek visual, audio, CGI, segala macam--sanggup membuat saya jaw-dropping. Tapi, apa itu saja kesan saya terhadap Man of Steel?
Nope.
Sekeren-kerennya efek film ini, seheboh-hebohnya hype film ini, seganteng-gantengnya Henry Cavill, pasti ada kekurangannya, at least buat saya. Banyak orang yang puas dengan film ini. Oke, saya nggak menyalahkan. Saya juga puas kok disuapin wajah gantengnya Henry Cavill, ditambah adegan dan efek yang keren, tapi... ada yang mengganjal. Sampai detik ini saya belum menemukan apa yang mengganjal di hati dan otak saya tentang Man of Steel, tapi itu ada. Mungkin cuma hal kecil, jadi saya mencoba untuk melupakannya. Saya mengerti kenapa sebagian besar kritikus ngasih film ini rating yang nggak tinggi-tinggi amat. Tidak ada film yang sempurna, semahal apapun biaya produksinya. Tapi, karena saya adalah penikmat film superhero seperti yang sudah saya katakan di atas, saya suka film ini. Saya bahkan kasih rating 9/10 di IMDb. Saya nggak pernah neko-neko kalau kasih rating sebuah film haha.

Satu elemen lain dari film ini yang patut dipuji: film scores. Hans Zimmer, man, Hans Zimmer! Is there anything that this man can't do? Is there any movies that this man can't make the soundtrack? Epic banget musiknya!

Ada beberapa 'cengo moment' dan 'gubrak moment' pilihan saya pada film ini. Cengo moment paling mantap menurut saya terletak pada awal film. Saya cengo karena.... Star Trek banget! Entah karena saya memang suka banget sama Star Trek, atau ada hal lain--yang jelas, kekacauan Krypton berasa pertarungan di Star Trek, plus naga atau makhluk apalah itu yang dikendarai Jor-El. Itu cuma pendapat saya ya, kalau ada yang nggak setuju ya silakan.
Gubrak moment paling gubrak.... they handcuffed Superman! Lol! Sumpah, ini yang bikin saya sulit nahan tawa selama adegan ini berlangsung. Memang sih, mereka belum memanggil si manusia berjubah itu dengan nama 'Superman', tapi mereka kan tahu kalau dia itu bukan makhluk bumi, dia pakai kostum biru-merah berjubah, kenapa pula masih diborgol. Waktu lihat adegan Superman tangannya diborgol dan dikawal oleh tentara-tentara, di otak saya langsung muncul Loki. Yep, persis banget sama dia di The Avengers!
Terus porsinya Kevin Costner di sini... Kecewa berat. Dia memang tokoh penting, tapi menurut saya munculnya dikit banget. Curiga nih dia cuma dibayar sama rokok doang *gubraks* -_- Oh, dan Russell Crowe. Awalnya saya kira nasibnya sama kayak Chris Hemsworth di Star Trek--muncul di awal seuprit, terus mati. Ternyata enggak lho. Ya setidaknya lebih baik lah daripada Kevin Costner :')


Adegan pertarungannya cukup keren. Anak-anak kecil, terutama yang cowok, pasti bakal suka banget. Cuma ya itu... kayaknya semua film superhero nggak mantap kalau nggak hancurin sebuah kota ya? -_- Terus, apa orang-orang nggak sadar dengan last line--dialog terakhir--di film ini kah? Padahal menurut saya itu cukup lucu dan bermakna ganda lho. Mungkin karena saya lebih mengandalkan telinga untuk dengar dialognya daripada mata untuk baca subtitlenya, jadi saya dan teman saya cepat ngerti maksud kalimatnya dan langsung ketawa.
Oh iya... Jangan samakan film ini dengan kebanyakan film Marvel yang punya scene after credits. Man of Steel nggak punya. Yang nungguin film ini sampai akhir, well, nice try.

Oh iya. Saya heran, kok banyak yang bandingin Man of Steel sama Avengers? I know I just did that (I'm sorry but I can't help but notice that nearly same scene!), tapi kedua film itu berbeda banget bro! Kalau mau bandingin, ya bandingin sama Superman Returns lah, kenapa mesti bawa-bawa Avengers.

Eh, tapi, saya bukan tipe yang suka membandingkan film. Saya juga nggak mau membandingkan Man of Steel sama Superman Returns, walaupun benar kata orang-orang, Man of Steel bisa menjadi penyelamat franchise Superman yang hampir jeblos gara-gara Superman Returns. Tapi, saya nggak menemukan hal yang mengecewakan dari Superman Returns seperti yang orang-orang bilang. Film itu nggak sepenuhnya gagal. Saya malah terlanjur cinta Brandon Routh sebagai Clark Kent/Superman, dan jujur saja, agak kecewa waktu dia diganti Henry Cavill (yang saya pertama lihat di Stardust, perannya kecil banget, sampai-sampai kalau dihilangin juga kayaknya nggak ngaruh sama inti filmnya). Gimana ya, udah cintaaaaaa banget sama Routh. Tapi, waktu nonton Cavill di The Cold Light of the Day.... maaakkk! Langsung jatuh cinta! Gila, ganteng banget, Bang... Dagunya itu loh ya ampuuunnn! Saya langsung setuju kalau dia bisa menggantikan Routh yang kece badai jadi Superman. And, thank God, Henry Cavill wasn't chosen as Edward Cullen in that vampire movie because he was too old at that time. If he was, I think we wouldn't see him as Superman now!

Sepertinya cukup sekian cuap-cuap tentang Man of Steel-nya. Ini bukan review ya, hanya ocehan saya belaka, yang nggak mungkin saya tuang ke Twitter, apalagi dikatakan langsung. Setiap orang punya pandangan yang berbeda-beda, dan ini pandangan saya tentang Man of Steel. Kalau ada yang berbeda pendapat, well, itulah manusia.

Let's watch Man of Steel, humans!

"It's not an 'S'. On my world it means hope."
- Superman/Clark Kent/Kal-El

Trailer:


Komentar

Postingan Populer