Vantage Point (2008)


Sutradara: Pete Travis
Durasi: 90 menit
IMDB Rating: 6.6

My first review!
Ya, film ini adalah film paling pertama yang saya tulis reviewnya. Bukan hanya di blog ini, tapi dalam kehidupan saya juga (halah). Pertama kali saya ingin blak-blakan bicara film ya Vantage Point ini. Tugas sekolah yang berhubungan dengan resensi film, saya pakai film ini. Pokoknya jaman SMP, dimana yang lain sibuk ngebahas Twilight, saya asyik sendiri nulis-nulis tentang film ini. Kasian banget deh pokoknya.

Semua bermula ketika (sekitar 4 tahun yang lalu) saya melihat trailer Vantage Point di salah satu channel TV kabel. Saya langsung kepikiran buat nonton, tetapi saat itu cuma ditayangkan di Blitz Megaplex. Ternyata Dewi Fortuna nggak jauh-jauh dari saya. Beberapa bulan kemudian, ayah saya bawa DVD film ini ke rumah, beliau bilang kalau beliau mendapatkan inspirasi dari film ini. Saya pandang cover DVD-nya--siluet seseorang yang memegang pistol, disusun dari potongan-potongan adegan dari filmnya. Bagaimana bisa film seperti ini menginspirasi beliau? Oh, tentu bisa, karena yang dibahas di film ini merupakan pekerjaan beliau dulu (bukan, bukan penembak kok. Gile, serem amat x_x).

Vantage Point mungkin hanya sebuah film yang lagi-lagi membahas tentang percobaan pembunuhan seorang presiden, khususnya Presiden Amerika. Tapi, ada satu yang unik dari film ini, yaitu cara memaparkan plotnya. Seperti yang bisa dilihat dari tagline-nya "8 Strangers. 8 Points of View. 1 Truth." Vantage Point mengikuti sudut pandang dari 8 orang yang tidak saling kenal terhadap peristiwa penembakan Presiden Amerika di Salamanca, Spanyol, diantaranya adalah Thomas Barnes (Dennis Quaid) dan Kent Taylor (Matthew Fox); dua Secret Service Agent yang bertugas melindungi presiden; Rex Brooks (Sigourney Weaver), produser TV GNN; Howard Lewis (Forest Whitaker), turis Amerika yang merekam kejadian dengan kamera videonya; dan Presiden Amerika sendiri, Presiden Ashton (William Hurt).

"Eagle's down! Repeat, Eagle's down!"

Plot demi plot terbuka, seiring dengan sudut pandang demi sudut pandang masing-masing karakter yang dipaparkan. Agak bosan memang menyaksikan adegan yang diulang-ulang untuk memperjelas sudut pandang satu karakter, namun jika bersabar sedikit, pecahan-pecahan misteri dibalik penembakan tersebut akan menjadi satu di akhir film.

Overall, saya suka dengan plot Vantage Point, begitu juga dengan akting dan penyutradaraannya. Dennis Quaid keren banget lah jadi Secret Service yang masih trauma dengan penembakan presiden setahun sebelum kejadian ini. Matthew Fox juga berhasil lepas sebentar dari Jack Shephard, peran yang melambungkan namanya di serial TV Lost. Akting aktor-aktor yang lain juga nggak kalah bagus.

Untuk sutradara yang memulai debutnya di film bioskop, Pete Travis cukup bagus dan sudah menunjukkan keahliannya. Kabarnya, adegan car-chasing di film ini asli, tanpa CGI dan sebagainya. Pretty cool, huh?

Satu yang paling saya suka dari Vantage Point: trailernya. Ya, trailer yang memenangi Golden Trailer Award for Best Thriller empat tahun lalu itu memang bagus banget, bahkan bisa dibilang melampaui film aslinya. Tapi, bagi kalian yang menyukai film action, saya rasa tidak akan rugi menonton film ini. Bagi yang tidak suka pun pasti akan enjoy menontonnya, seperti ibu saya, walaupun beliau agak-agak bingung di beberapa bagian :)

"This never should've happened."
-Thomas Barnes

Trailer:


Komentar

Postingan Populer