The Hobbit: The Desolation of Smaug (2013)


Sutradara: Peter Jackson
Durasi: 161 menit
IMDb rating: (currently at) 8.5

Well, to be honest, I've never read J. R. R. Tolkien's The Hobbit before. Saya bahkan baru tahu keeksisan novel tersebut waktu adaptasi filmnya diumumkan. Saya sempat baca The Lord of the Rings yang Fellowship of the Ring, itu pun nggak sampai seperempatnya, karena waktu itu saya masih ogah baca novel (jaman SMP -- fyi, novel pertama yang saya baca adalah Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata, itu pun karena dikasih Papa). Akhirnya, novel yang dipinjamkan teman saya itu pun saya balikin.

How about the movies? Sama aja. Untuk LOTR trilogy, saya baru nonton setengah-setengah. Yang saya ingat malah film ketiganya, The Return of the King. Itu juga masih sedikit-sedikit. I love fantasy movies, tapi LOTR saat itu masih belum menarik minat saya seutuhnya -- sampai pengumuman bahwa The Hobbit difilmkan juga. Setelah dipastikan bahwa The Hobbit dipecah menjadi tiga film dan disutradarai lagi oleh Peter Jackson, aktor-aktornya pun satu per satu. Dalam deretan nama tersebut, ada satu nama yang familiar bagi saya: Martin Freeman.

Y'all know I'm a big fan of Sherlock Holmes -- and of course I've watched Sherlock! Jadi, setelah tergila-gila dengan Sherlock, dan ditinggalkan begitu saja karena hiatus yang super lama, saya jadi penasaran dengan The Hobbit, yang film pertamanya berjudul The Hobbit: An Unexpected Journey dan dirilis Desember 2012 (apalagi Freeman dan Benedict Cumberbatch terlibat dalam produksinya). Minat saya terhadap dunia Middle Earth pun mulai muncul lagi (walaupun belum sampai menggerakkan hati saya untuk nonton LOTR dari pertama karena per film durasinya hampir 4 jam!).


Anyway, saya kejar-kejar waktu buat nonton AUJ di bioskop, karena saya pikir film itu akan panjaaaaaang dan dark seperti LOTR, dan kalau nunggu DVD-nya keluar, bakal nggak ketonton. Saya yang nggak biasa beli popcorn di bioskop kecuali kalau nonton sama Mama, sampai beli sepaket sama minumnya gara-gara takut ketiduran. Ternyata, oh ternyata, I enjoyed it! Panjang memang, tapi bagus. Seru banget malah! Gimana ya, trilogy The Hobbit kan berasal dari satu novel yang dibagi tiga, jadi nggak bakal sampai 4 jam juga per filmnya.

Masuk ke The Desolation of Smaug. Di film pertama, Bilbo Baggins (Freeman) direkrut oleh Thorin Oakenshield (Richard Armitage) untuk menjadi bagian dari kawanannya untuk merebut kembali Lonely Mountain atau Erebor dari seekor naga, Smaug (Cumberbatch). Di film kedua ini, Thorin dan kawanannya melanjutkan perjalanan ke Erebor, tanpa Gandalf (Ian McKellen) yang memisahkan diri tanpa penjelasan yang jelas. Mereka melewati Mirkwood Forest yang berbahaya, yang mempertemukan mereka dengan para Elf, Tauriel (Evangeline Lily) dan Legolas (Orlando Bloom). Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Laketown, di mana mereka dibantu oleh Bard (Luke Evans). Bilbo, pun akhirnya mendapatkan tugas sebagai "buglar" yang sebenarnya -- yang cukup mudah namun sangat menantang mengerikan.



Jelas sekali, dalam segi cerita, TDOS lebih rumit daripada AUJ karena mencakup pertarungan yang lebih 'wah'. Dengan durasi 161 menit, delapan menit lebih pendek daripada AUJ, TDOS sudah cukup menjelaskan cakupan ceritanya. Namun mendekati ending, saya malah ingin film ini cepat-cepat selesai karena terkesan dipanjang-panjangkan. Apalagi, ada tiga kejadian berbeda yang terjadi dalam waktu yang bersamaan, sehingga cukup pusing untuk menyaksikan scene yang berpindah-pindah lokasi demi menjelaskan secara rinci setiap kejadiannya. Intinya, film ini seharusnya tidak memiliki durasi selama itu.

Tapi, itu hanya pendapat saya. Masih banyak aspek lain dari film ini yang jauh lebih bagus -- in fact, almost every aspect. Penyutradaraan, sinematografi, editing, musik, dan tentu saja, departemen aktingnya, menunjukkan perkembangan dari film pertama. Better in any way. Dan saya sukaaaa banget sama soundtrack-nya berjudul I See Fire yang dibawakan Ed Sheeran. Memang pas banget kalau ditaruh di end credits (saya masih duduk di bioskop sampai lagunya selesai walaupun orang-orang sudah keluar dan petugas kebersihannya pasang tampang ingin mendepak saya dari situ).


Highlight-nya adalah, ehem, SMAUG! Dari semua naga yang pernah saya lihat di film-film, Smaug adalah naga terkeren dan ter-nyebelin. Benedict Cumberbatch memang pas banget buat suara Smaug (I know his voice when I hear it!). Cakep-cakep gitu, suaranya bisa serem dan mematikan banget! Selain itu, kemunculan Orlando Bloom sebagai Legolas juga menambah ke-epic-an film ini karena sebenarnya Legolas tidak ada di novel The Hobbit. Lee Pace sebagai Thranduil juga lebih banyak dapat screen time dibanding waktu di AUJ... dan dia mirip banget sama Jared Leto. Saya sampai cengar-cengir sendiri. Padahal orang-orang udah sering bilang gitu, tapi saya masih "meh!" aja sampai saya membuktikannya sendiri haha.

Kalau untuk dwarf, selain Thorin, saya juga nggak sabar pengen lihat Fili dan Kili (Dean O'Gorman dan Aidan Turner). Lagi-lagi, saya nemu satu aktor yang kalau dilihat sekilas mirip Jimmy Fallon -- Aidan Turner (yang pertama adalah Zachary Levi, yang pernah saya ungkapkan di bahasan Thor: The Dark World). Couldn't help but laughing when I realized that. Oh, dan tentu saja, kemunculan Luke Evans juga patut ditunggu!

Overall, filmnya keren banget! Jangan khawatir kalau kalian belum baca novelnya, film ini bisa dengan baik menceritakan intinya (walaupun ditambah-tambah dikit). Buat yang cewek, jangan khawatir juga kalian bakal ketiduran di dalam bioskop -- hello, look at the names I've mentioned above! Legolas, bro, Orlando Bloom! Melek dah tuh. Nggak ada Legolas? Lo punya Fili dan Kili. Nggak ada mereka lagi? Bilbo is kind of cute. Nggak suka Bilbo? Nyerahin diri ke Smaug sana biar dimakan.


"If this is to end in fire, then we will all burn together."
- Thorin Oakenshield

Trailer:

Komentar

  1. Blogwalking:)-----------------------> pammadistro.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer